Ki Hajar Dewantara pernah mengatakan hal diatas. Saya sangat setuju sekali, dan Mas Menteri Nadiem Makarim pun mengatakan bahwa Kurikulum Merdeka yang saat ini sudah lebih dari 80% di gunakan oleh satuan pendidikan di Indonesia bertujuan agar guru dan peserta didik senang belajar. Saat ini Kurikulum Merdeka sudah ditetapkan sebagai Kurikulum Nasional sesuai dengan Permendikbudristek No.12 Tahun 2024 tentang Kurikulum Pada Pendidikan PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah.
Merdeka Belajar melalui Kurikulum Merdeka ingin mewujudkan sekolah yang kita cita-citakan, yaitu sekolah yang menumbuhkan kompetensi dan karakter semua murid untuk menjadi pelajar sepanjang hayat dengan nilai-nilai Pancasila. Kurikulum Merdeka mempunyai karakteristik fokus pada materi esensial dan struktur yang fleksibel, memudahkan guru melakukan pembelajaran terdiferensiasi, mengasah bakat dan minat peserta didik, serta menumbuhkan karakter peserta didik secara lebih menyeluruh.
Dengan fokus pada materi esensial, maka muatan wajib dikurangi untuk memberi waktu bagi pembelajaran yang lebih dalam, bermakna dan terdiferensiasi. Muatan esensial juga dibuat lebih relevan dengan tantangan zaman dan isu terkini seperti perubahan iklim, literansi finansial, literasi kesehatan dan literasi digital. Kurikulum sekolah bisa disesuaikan dengan karakteristik sekolah dan murid serta konteks sosial budaya setempat. Guru dapat menggunakan asesmen awal untuk melakukan pembelajaran terdiferensiasi, yaitu mengatur materi, alur dan kecepatan pembelajaran sesuai minat dan tingkat kemampuan murid. Pengembangan karakter dalam Kurikulum Merdeka yang meliputi aspek moral spiritual, sosial dan emosional, tidak hanya melalui mata pelajaran, tetapi juga melalui alokasi waktu khusus untuk pembelajaran yang aplikatif, kolaboratif seperti Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Peran orang tua menjadi penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka, meskipun orang tua berada di luar satuan pendidikan. Orang tua bisa mempelajari esensi dari Kurikulum Merdeka, salah satunya melalui https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/ , orang tua juga bisa menjadi teman dan pendamping belajar bagi anak serta memahami kompetensi yang perlu dicapai anak pada fasenya (Capaian Pembelajaran). Orang tua dapat pula mempelajari buku teks dan non teks yang bisa digunakan dalam implementasi Kurikulum Merdeka melalui https://buku.kemdikbud.go.id/ dan tak kalah penting orang tua khususnya ibu bisa bergabung di komunitas pendidikan seperti Sidina Community untuk mendapatkan update seputar pendidikan dan support sistem sesama orang tua. Untuk yang sudah bergabung, boleh banget menyebarkan info terkait Sidina Community.
Parents, untuk penjelasan lebih lengkap Kurikulum Merdeka terbaru dan juga contoh praktek baik yang dilakukan oleh para guru, bisa simak video berikut yaa..
Apakah sekolah Bapak Ibu sudah menerapkan Kurikulum Merdeka? bagaimana dampaknya sejauh ini? comment yuk
Share This :
Sekolah kami telah menerapka kurikulum merdeka jalur mandiri (IKM Mandiri Berbagi) sejak tahun pelajaran 2022-2023, awal menerapkan terasa bingung namun Alhamdulillah semua lengkap ada di PMM dan setelah mempelajari dengan detail kami bisa menjalankan lebih baik, pelibatan ortu juga menjadi kunci utama katena kesamaan persepsi antara ortu dan satuan pendidikan akan menciptakan keselarasan konsep pembelajaran yang telah diterapkan di sekolah bisa dilanjutkan di rumah lagi
BalasHapusSekolah anak saya sudah menerapkan Kumer dan termasuk sekolah penggerak di daerah situ. Sebagai orang tua, yang bisa saya lakukan adalah mendukung dan membantu satuan pendidikan supaya kurikulum ini bisa sesuai dengan tujuannya. Sejauh ini, penerapan di sekolah anak saya berjalan cukup lancar, jika ada yang kurang pas, ada forum diskusi yang disediakan sekolah untuk menampung pendapat orang tua dan menurut saya itu bagus. Komunikasi yang lancar antara pihak ortu dan sekolah bisa membantu kesuksesan kurmer di sekolah. Tantangan pasti ada, kekurangan pasti ada, hanya kalau kita fokus pada pembenahan, sadar bahwa proses transformasi ini membutuhkan waktu, dan solusi, pelan-pelan pasti bisa diatasi. Akan lebih baik kalau kita gotong royong demi kualitas pendidikan yg lebih baik. Yang saya pahami, sejauh ini di sekolah anak saya, anak-anaknya mayoritas enjoy saja menikmati setiap proses pembelajaran. Dan kami mengapresiasi segala bentuk kerja keras bapak ibu guru dengan membantu apa yang bisa kami bantu demi lancarnya kurikulum ini.
BalasHapus