Selama
hampir 4 tahun membersamai Gerakan Merdeka Belajar yang diinisiasi Mas Menteri,
membuat saya melihat bahwa tantangan untuk memajukan pendidikan di Indonesia
sangat besar. Indonesia terdiri dari negara kepulauan yang luas, sehingga tidak
mudah meramu sebuah sistem pendidikan yang applicable yang merata untuk semua
pihak.
Melalui
#IbuPenggerak, kami berusaha bergerak bersama seluruh pemangku kepentingan
untuk menyebarluaskan Merdeka Belajar. Para orang tua yang memang berada diluar
struktur satuan pendidikan, mengambil peran lebih aktif dalam pendidikan Indonesia.
Sejatinya orang tua merupakan pemangku kepentingan terbesar dalam pendidikan
anaknya. Merdeka Belajar adalah tentang mindset atau perspektif dalam mengubah
pandangan tentang proses pembelajaran. Merdeka Belajar juga tentang transformasi,
yang mungkin menimbulkan rasa kurang nyaman di awal. Hal tersebut memang harus
dilalui untuk menuju perbaikan. Lihat kupu-kupu yang cantik, yang harus melalui
proses menjadi ulat dan kepompong terlebih dahulu. Pandemi yang hadir di tahun
2020, juga menjadi tantangan yang tidak pernah terbayangkan. Proses belajar
yang berubah drastis dan juga peran ornag tua yang lebih besar, yang mana
selama ini lebih banyak guru yang berperan. Pandemi juga memberikan kesempatan
selain untuk mendekatkan peran orang tua dalam proses pembelajaran, juga
membuat pendidikan dekat dengan teknologi. Gotong royong semua pihak, kita
mencoba untuk pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat.
Mas
Menteri membuat wajah baru dalam pendidikan Indonesia. Banyak kebijakan yang
berpusat pada siswa yang diluncurkan melalui Episode Merdeka Belajar.
Pemerintah meluncurkan Kurikulum Merdeka, yang dirancang sesuai dengan
perkembangan zaman, lebih sederhana dan lebih mendalam. Anak Indonesia menjadi
lebih kreatif, mandiri, bernalar kritis, berketuhanan dan berkebhinekaan dan berkolaborasi
sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Tujuan akhir dari Merdeka Belajar adalah
menciptakan SDM unggul sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Mas Menteri
mengatakan, kita saat ini sudah banyak mendengar anak-anak Indonesia berani
bermimpi karena mereka merasa Merdeka saat belajar di kelas. Guru yang berani
mencoba hal-hal baru karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk menilai dan
mengenal murid-muridnya dan masih banyak lagi praktik baik yang dirasakan.
Pemerintah juga serius menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan bebas dari kekerasan dengan dikeluarkannya Permendikbud tentang PPKSP (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan). Meskipun masih banyak juga terdengar kasus-kasus perundungan, namun pemerintah mencoba mengajak sebanyak mungkin terlibat dalam pencegahan dan penanganan kasus kekerasan di satuan pendidikan melalui kewajiban setiap satuan pendidikan membentuk TPPK (Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan), yang salah satunya melibatkan unsur komite/wali murid.
Kepemimpinan
Mas Menteri memang akan berakhir tahun ini, namun saya khususnya merasakan
bahwa kita sudah menuju kea rah yang benar meskipun banyak tugas yang belum
selesai. Mas Menteri berpesan bahwa Merdeka Belajar yang telah dijalankan harus
diteruskan sebagai Gerakan yang berkelanjutan. Ini bukanlah titik akhir dari Gerakan
Merdeka Belajar. Mas Menteri menitipkan Merdeka Belajar kepada kita semua, para
penggerak perubahan yang tidak mengenal kata menyerah dalam membawa Indonesia
melompat kemasa dengan.
Selamat Hari Pendidikan Nasional, mari terus bergotong-royong menyemarakkan dan melanjutkan Gerakan Merdeka Belajar.
Pidato
sambutan Mendikbudristek dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional 2024,
bisa diunduh di https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2024/04/pidato-mendikbudristek-dalam-rangka-memperingati-hari-pendidikan-nasional-2024
0 komentar