Hari minggu lalu saya hadir menjadi narasumber dalam acara Yogyakarta Education Summit dalam talkshow bertema "Harmoni Pendidikan : Strategi Kolaborasi Orang Tua dan Guru Guna Menyongsong Potensi Siswa di Era Transformasi Digital" yang diadakan oleh guruinovatif.id . Saya bersama Dr Esti selaku Dekan FKIP Universitas PGRI Yogyakarta sharing bersama ratusan peserta yang hadir baik dari kalangan dinas pendidikan, guru, kepala sekolah dan juga mahasiswa serta tak lupa para Ibu Penggerak chapter Yogyakarta. Beberapa poin sharing saya adalah :
- Apa peran paling krusial yang harus diambil oleh orang tua dalam mendukung potensi anak-anak mereka di era digital ini? Dan bagaimana penggunaan asesmen diagnostik untuk mengenali potensi siswa dapat bermanfaat untuk orang tua? Jawaban : Esensi merdeka belajar orang tua memastikan anak tumbuh dan berkembang mencapai potensi terbaiknya. Asesmen diagnostik berguna agar orang tua mengetahui kebutuhan anaknya untuk mendukung kegiatan pembelajara dan dapat melakukan monitoring tingkat ketercapaian pembelajaran anak. Orang tua bisa diskusi dengan guru menyampaikan kondisi anak dan guru pun menyampaikan hasil penilaiannya kemudian orang tua dan guru bekerja sama membuat program sesuai kebutuhan anak dan memantau perkembangannya. Misal di SD anak blm mencapai kemampuan membaca level tertentu, orang tua bisa membantu dengan membaca bersama anak melalui sibi kemdikbud yg bisa di akses free, disana ada buku fiksi non fiksi sesuai jenjang kemampuannya.
- Dari sudut pandang Ibu Susi sebagai orang tua, bagaimana cara mendukung anak supaya menjadi aktif di rumah dan sekolah? Apakah Sidina Community memfasilitasi kolaborasi ini atau apakah ada pengalaman maupun kisah sukses yang mungkin dapat dibagikan? Jawaban : Orang tua merupakan pemangku kepentingan terbesar pendidikan anak, maka semaksimal mungkin ortu ikhtiar maksimal lahir dan batin. Ciptakan lingkungan belajar, buat jadwal teratur dan ortu mencontohkan, walk the talk mau anak suka baca orang tua juga baca, mengajak anak berdiskusi untuk melatih berfikir kritisnya, komunikasi dengan sekolah terlibat di dalamnya misal aktif di komite/kegiatan parenting, berkomunitas sehingga tau perkembangan pendidikan terkini, tau kurilulum saat ini. Beri dukungan emosional, dorong anak punya motivasi intrinsik untuk menjadi pemelajar sepanjang hayat, menjaga keseimbangan hidup anak (tidak memulu fokus akademik), olahraga seni dll juga penting. Tanamkah Harapan dan value orang tua pada anak. Buatlah progres misal tulis di blog dll. Ad penelitian menyebutkan hasil literasi numerasi anak meningkat dengan dampingan orang tua. Contohkan pada anak bagaiman kita juga terus berproses belajar. Contohkan pada anak bagaimana kita juga terus berproses belajar. Tujuan Sidina Community adalah bisa lebih memotivasi ibu dalam mendidik anak dengan support sistem sesama orang tua khususnya ibu, karena belajar yang paling murah adalah dari pengalaman teman. Kita bisa menjadi priviledge untuk anak kita. Priviledge menjadi orang tua pemelajar sepanjang hayat. Fasilitasi kolaborasi yang kita lakukan antara lain kami membuat pelatihan ibu penggerak dan ada hampir 200 ibu penggerak saat ini. Selain itu mentraining 200 fasilitator yang secara sukarela bisa membantu sekolah mensosialisasikan merdeka belajar dari POV orang tua. Kami juga membantu sosialisasi bahaya perundungan kepada siswa. Saat ini sosialisasi sudah menjangkau lebih dari 20.000 audience. Sidina aktif membuat program-program seperti tantangan membaca buku dll. Contoh praktik baik ada SDN di Bandung Barat yang rapor pendidikan bidang literasi numerasi nilai meningkat karena keterlibatan fasilitator ibu penggerak.
- Bagaimana komunikasi orang tua dengan guru dalam menyongsong potensi anak di masa depan? Apakah terdapat cerita dari Sidina Community dalam mengimplementasikan strategi kolaboratif antara orang tua dan guru? Jawaban : Kolaborasi antara orang tua dan guru sangatlah penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan juga memotivasi anak. Ketika orang tua dan guru bekerja sama, mereka dapat memperkuat upaya satu sama lain, dan menuju ke pendekatan pendidikan holistik. Kerjasama ini bertujuan untuk menumbuhkan minat dan juga melibatkan anak dalam proses pembelajaran. Memberikan dukungan, dorongan, dan pujian sangat penting untuk membangun rasa percaya diri dan kebanggaan seorang anak terhadap kemampuan mereka. Ketika orang tua dan guru mengakui prestasi mereka, anak-anak merasa dihargai dan termotivasi untuk berusaha terus dalam mencapai cita-cita mereka. Ibu-ibu kami berikan pemahaman terkait kumer dalam berbagai kegiatan, lomba webinar dll, dimana kurikulum merdeka sangat mendorong orang tua memaksimalkan potensi anak sesuai minat dan bakatnya dan juga kolaborasi dengan sekolah. Banyak cerita yang akhirnya muncul seperti orang tua lebih bisa mengidentifikasi dan mengembangkan minat dan bakat anak, beberapa contohnya adalah :
- Waktu terima rapor semester lalu, wali kelas Pandu (kelas 2 SD) bercerita bahwa Pandu di kelas beberapa kali berkecil hati karena melihat pencapaian temannya dalam mengerjakan buku kumpulan soal matematika. Padahal sebetulnya Pandu juga melebihi pencapaian teman-temannya yang lain. Oleh karena itu sang guru memberi saran kepada kami, supaya Pandu lebih fokus ke kemampuan dan potensi di bidangnya sendiri, yaitu seni rupa seperti pengamatan beliau. Saya jadi teringat, sejak bergabung di Sidina Community saya jadi mendalami Kurikulum Merdeka yang mendorong anak-anak Indonesia untuk belajar sesuai minat dan bakatnya juga. Menurut kami pun Pandu juga cukup kuat kemampuan visualnya bahkan bangun ruang 3 dimensi seperti lego. Wali kelas Pandu pun menyarankan agar Pandu sesekali ikut lomba agar dia bisa merasakan pencapaian di bidang yang ia tekuni karena pilihan sendiri. Jadi Mei lalu kami menawarkan Pandu untuk mengikuti lomba robotik beregu dan ternyata dia sangat antusias. Dia dibimbing oleh guru ekstrakurikuler untuk menyiapkan timnya merakit robot lego secepat mungkin. Pada pelaksanaan lomba, meski Pandu tidak mendapat posisi 6 besar tapi dia senang sekali karena berada di urutan ke-7 dari puluhan peserta (Adhya larasati - Fasilitator Ibu Penggerak)
- Saya Mila Fitrina ibu dari Dzaky siswa SMKIT Daarul Abror jurusan DKV (Desain Komunikasi Visual) kelas X. Semester satu saat menerima raport dari wali kelas saya mendapatkan laporan bahwa Dzaky lemah di mapel akademis karena lebih menyukai mata pelajaran produktif sesuai jurusannya di SMK. Hal itu membuat Dzaky merasa minder dengan temannya sehingga memengaruhi prestasi di semua mapel bukan hanya di mapel akademis tetapi di mapel produktifnya juga. Guru wali kelas meminta saran apa yang membuat Dzaky bisa bersemangat kembali karena wali kelas mengerti bahwa sebenarnya Dzaky mempunyai kemampuan yang lebih dibandingkan dengan pencapaiannya selama ini. Sebagai fasilitator Ibu Penggerak Sidina Community yang sudah mendapatkan pembekalan materi tentang kurikulum merdeka dan kebijakan merdeka belajar lainnya seperti tantang SMK Pusat Keunggulan, saya berdiskusi dan bekerja sama dengan wali kelas untuk lebih memberdayakan Dzaky serta siswa lain yang mempunyai kemampuan desain tinggi. Kurikulum merdeka di SMK berpusat pada project riil yang bekerja sama dengan dunia kerja atau wirausaha sehingga menuntut siswa aktif berkarya dan menghasilkan produk. Saya menunjukkan portofolio desain Dzaky dan hasil produk desain yang bernilai jual selama berkarya di rumah kepada wali kelas. "Potensi tersebut mungkin bisa bermanfaat untuk sekolah, ujar saya." Setelah berdiskusi akhirnya Dzaky mulai semester dua dilibatkan dalam OSIS dan lebih banyak berkarya di bidang desain dna menghasilkan produk yang bernilai untuk kepentingan sekolah. Dzaky juga menjadi tutor sebaya di kelasnya, sehingga menjadi partner guru bidang studi desain dalam mengajar. Di semester dua, Dzaky menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dzaky lebih bersemangat dan lebih banyak berkarya untuk kebermanfaatan di sekolah. Hal ini dikarenakan ia merasa potensinya dihargai dan mendapatkan dukungan penuh dari sekolah. Hasil nilai mapel akademis pun meningkat seiring dengan meningkatnya nilai mapel produktif. (Mila Fitriana - Fasilitator Ibu Penggerak) Terima kasih Guruinovatif.id atas kesempatannya. Video lengkapnya disini ya
Share This :
Trm ksh mbak susi, artikelnya ❤🔥💥
BalasHapus