ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

Cara Menemukan dan Mengasah Bakat Anak

04/08/2024

 


Beberapa waktu lalu, saya menonton ulang tayangan Ibu of The Month Sidina Community Jawa Timur tentang menemukan minat dan bakat anak. Materinya disampaikan oleh Ibu Dyah Kartika. Beikut beberapa insight yang saya dapatkan. 

Setiap anak memiliki kecerdasan yang unik dan berbeda-beda. Beberapa anak mungkin sangat berbakat dalam berhitung, sementara yang lain mungkin cenderung unggul dalam menggambar, menulis, atau berinteraksi sosial. Penting bagi orang tua untuk memahami jenis kecerdasan anak mereka agar dapat mengasah bakat tersebut dengan cara yang tepat. Berikut adalah beberapa jenis kecerdasan dan cara terbaik untuk menstimulusnya:

1. Kecerdasan Eksistensial (Existential Intelligence)

Melibatkan pemahaman tentang makna dan tujuan hidup. Anak dengan kecerdasan ini sering kali tertarik pada pertanyaan-pertanyaan abstrak mengenai eksistensi. Untuk menstimulasi bakat ini, ajak anak berdiskusi tentang filosofi, sejarah, atau agama. Mereka mungkin tertarik untuk menjadi kritikus, dosen, filsuf, atau pemuka agama.

2. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)

Anak dengan kecerdasan musikal peka terhadap nada dan ritme. Mereka mungkin memiliki kemampuan alami dalam bernyanyi atau bermain alat musik. Untuk mengasah bakat ini, dorong anak untuk belajar musik, mengikuti kelas vokal, atau berlatih alat musik. Ajak mereka mendengarkan berbagai genre musik dan berlatih mengidentifikasi nada.

3. Kecerdasan Interpersonal (Interprersonal Intelligence)

Kecerdasan interpersonal berkaitan dengan kemampuan memahami dan merespons perasaan serta kebutuhan orang lain. Anak dengan kecerdasan ini biasanya pandai bergaul, empati, dan negosiasi. Untuk mendukung perkembangan mereka, ajak anak berpartisipasi dalam kegiatan sosial, bermain permainan yang melibatkan kerjasama, dan beri kesempatan untuk berinteraksi dengan berbagai orang. Mereka mungkin cocok menjadi motivator, politikus, atau konselor.

4. Kecerdasan Logis-Matematis (Logical-mathematical Intelligence)

Anak dengan kecerdasan logis-matematis cenderung mudah menalar dan bekerja dengan angka. Mereka memiliki kemampuan berpikir kritis dan menyusun hipotesis. Untuk mengasah kecerdasan ini, dorong anak untuk bermain catur, halma, atau monopoli. Latihan ini dapat membantu mereka mengembangkan strategi dan kemampuan berpikir logis. Mereka mungkin cocok menjadi ahli fisika, programmer, atau akuntan.

5. Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)

Kecerdasan naturalis melibatkan kemampuan memahami dan berinteraksi dengan lingkungan alam. Anak dengan kecerdasan ini sering kali tertarik pada flora, fauna, dan proses alami. Ajak anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan luar ruangan seperti berkebun, observasi alam, atau bermain di taman. Kegiatan ini dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan dalam bidang seperti biologi atau ekologi.

6. Kecerdasan Visual-Spasial (Visual/Spatial Intelligence)

Kecerdasan visual-spasial melibatkan kemampuan untuk memvisualisasikan dan memahami gambar serta ruang. Anak dengan kecerdasan ini mungkin sangat berbakat dalam mendesain atau menggambar. Untuk mendukung perkembangan mereka, gunakan flash card bergambar, permainan bongkar pasang, atau tantangan desain. Ajak mereka terlibat dalam proyek seni atau desain untuk menyalurkan kreativitas mereka.

7. Kecerdasan Kinestetik (Bodily-Kinesthetic Intelligence)

Kecerdasan kinestetik berkaitan dengan kemampuan mengendalikan gerakan tubuh. Anak dengan kecerdasan ini mungkin sangat aktif dan suka bergerak. Untuk menstimulus bakat ini, dorong anak untuk berpartisipasi dalam olahraga, tari, atau aktivitas fisik lainnya. Mereka mungkin cocok menjadi atlet, penari, atau dokter bedah yang memerlukan keterampilan motorik halus.

8. Kecerdasan Intrapersonal (Intra-Personal Intelligence)

Kecerdasan intrapersonal melibatkan pemahaman dan refleksi terhadap perasaan serta karakter diri sendiri. Anak dengan kecerdasan ini cenderung memiliki kemampuan introspeksi yang mendalam. Untuk mengasah kecerdasan ini, dorong anak untuk menulis diari, membaca biografi tokoh inspiratif, atau berlatih permainan peran. Kegiatan ini dapat membantu mereka memahami diri sendiri dan mempersiapkan karier di bidang psikoterapi atau konseling.

Dengan memahami dan mengasah kecerdasan anak, orang tua dapat membantu mereka menemukan potensi terbaik mereka dan meraih kesuksesan dalam bidang yang mereka minati.

Mengenali dan Mengasah Bakat Anak: Panduan Praktis untuk Orang Tua

Mengenali bakat anak merupakan langkah penting dalam mendukung perkembangan mereka. Setiap anak memiliki potensi yang unik, dan sebagai orang tua, anda dapat membantu mereka menemukan dan mengembangkan bakat tersebut dengan beberapa langkah sederhana.

1. Kenalkan pada Semua Bidang

Langkah pertama dalam mengenali bakat anak adalah memperkenalkan mereka pada berbagai jenis aktivitas dan gaya belajar. Di usia dini, anak-anak memiliki keinginan dan rasa ingin tahu yang tinggi. Manfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan mereka pada berbagai bidang seperti seni, musik, olahraga, dan sains. Misalnya, ajak anak untuk mencoba menggambar, bermain alat musik, atau mengikuti kelas olahraga. Dengan cara ini, anak dapat mengeksplorasi berbagai minat dan kemampuan mereka.

2. Observasi dan Skoring

Setelah memperkenalkan berbagai aktivitas, lakukan observasi terhadap minat dan kemampuan anak. Buat tabel atau catatan tentang tipe kecerdasan yang ditunjukkan anak dan lihat mana yang paling dominan. Misalnya, jika anak menunjukkan minat dan bakat dalam olahraga atau seni, catat hal tersebut. Perlu diingat bahwa anak bisa memiliki lebih dari satu jenis kecerdasan. Misalnya, anak Ashanty (artis) mungkin berbakat dalam menyanyi tetapi juga pandai dalam public speaking dan berbahasa Inggris. Sebaliknya, anaknya, Aurel (artis) mungkin lebih menikmati peran sebagai YouTuber daripada menyanyi.

3. Eksplorasi dan Fasilitasi

Langkah berikutnya adalah eksplorasi lebih lanjut dan fasilitasi bakat yang telah teridentifikasi. Jika anak menunjukkan bakat dalam melukis, ajak mereka mengunjungi pameran seni atau kursus seni. Berikan mereka kesempatan untuk berlatih dan memperdalam keterampilan mereka dalam bidang tersebut. Fasilitasi juga dapat berupa dukungan materi, seperti menyediakan alat gambar yang berkualitas atau mengikuti kelas tambahan yang sesuai dengan minat mereka.

4. Bonding dan Kompetitif

Membangun komunikasi dua arah dengan anak sangat penting dalam proses ini. Dengan mendampingi anak dalam mencari dan mengasah bakatnya, Anda juga memperkuat hubungan dan komunikasi dengan mereka. Hindari mendoktrin atau memaksakan minat tertentu, tetapi berikan kebebasan untuk mengeksplorasi. Untuk memotivasi anak, Anda bisa melibatkan mereka dalam lomba atau kompetisi sesuai dengan bakatnya. Ini tidak hanya membantu mereka belajar berkompetisi, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi mereka.

Tes Minat Bakat: Perlukah?

Tes minat bakat tidak selalu diperlukan pada usia dini (0-5 tahun) karena anak-anak pada usia ini masih mengalami banyak perubahan. Waktu yang lebih baik untuk melakukan tes minat bakat adalah setelah usia 14 tahun, ketika anak sudah lebih stabil dalam minat dan kemampuan mereka. Pastikan bahwa anda telah melakukan observasi yang cukup sebelum melakukan tes. Tes minat bakat bisa memberikan wawasan tambahan, namun harganya seringkali cukup tinggi.

Yang terpenting adalah kesabaran dan konsistensi. Proses pencarian bakat anak adalah kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan mereka, bukan menjadi beban. Jadikan momen ini menyenangkan dan penuh dukungan. Dengan pendekatan yang rileks dan positif, Anda akan lebih mudah menemukan dan mengasah bakat anak.

"Jadikan proses pencarian bakat sebagai momen memperkuat bonding dengan buah hati, bukan beban." - Dyah K.R. Kartika




Share This :
Susi Sukaesih

Hai semua! Pendidikan masih menjadi senjata ampuh untuk memutus rantai kemiskinan. Yuk belajar dan berbagi bersama gerakan #IbuPenggerak. Saya Susi, Ibu 2 putra. Founder Sidina Corp (Sidina Community & Sidina ID)

0 komentar