"Mba Susi, bisakah sekitar bulan Agustus nanti mengisi talkshow di Islamic Book Fair?" begitulah sebuah pesan singkat masuk ke Whatsapp ku beberapa bulan lalu dari Ibu Ida (Founder dan Direktur MCL Publisher). Ibu Ida mengatakan bahwa beliau mendapatkan rekomendasi dari Ibu Sofie dari Litara Foundation. Makasih Bu Sofie. Kemudian setelahnya saya koordinasi dengan Mba Padma dari MCL Publisher. Sebelum hari H kami melakukan zoom meeting untuk menyamakan persepsi apa yang akan kami sampaikan nanti di panggung.
Hari H pun tiba. Saya sangat antusias datang ke event ini dan hadir lebih awal untuk melihat pameran buku terlebuh dahulu. Namun sayang ga terlalu bisa lama melihat-lihat buku. Saya senang sekali karena hadir banyak member dari Sidina Community. Bersyukur banget punya mereka yang menjadi supporter terbesar yang selalu antusias hadir dimanapun. Banyak dari mereka yang jauh-jauh hadir ke lokasi. Akhirnya saya bertemu dengan Ibu Ida, Ibu Sofie dan Ibu Lusia. Kami berdiskusi banyak tentang dunia literasi.
Ketika memasuki sesi diskusi, kami pun naik ke panggung utama Islamic Book Fair. Tema besar kami adalah tentang peran perempuan dalam mendorong budaya literasi dan cinta pada dunia tulisan. Berikut beberapa point yang di sampaikan dalam diskusi kami :
- Arti literasi adalah kemampuan untuk membaca, menulis, berhitung, memahami, memecahkan masalah, serta menggunakan informasi dalam berbagai konteks. Literasi juga mencakup kemampuan untuk berpikir kritis, menganalisis, dan menggunakan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
- Di tahun 2016, data UNESCO mengungkapkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001% atau hanya satu dari seribu orang Indonesia yang rajin membaca. Indonesia menempati urutan ke 6- dari 61 negara dan menjadi negara dengan literasi terendah di Asia Tenggara.
- Terdapat 6 dasar literasi yang perlu dikuasai, yaitu literasi baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan kewargaan. Baca lebih lanjut di https://www.ybkb.or.id/kenali-dan-kuasai-6-literasi-dasar/
- Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan budaya baca dalam keluarga. Cara terbaik bagi anak adalah dengan mencontohkan terus-menerus. Orang tua perlu mengalokasikan waktu tertentu dalam membentuk kebiasaan ini misal ketika akan tidur siang atau di malam hari. Sebentar tapi konsisten akan lebih baik daripada lama tapi jarang.
- Manfaat membaca (dalam artian memahami konteks) sangat banyak manfaatnya antara lain melatih imajinasi anak, melatih critical thinking, memperkaya kosa-kata, membangun bounding anak dengan orang tua, dan masih banyak manfaat lainnya.
- Peran Sidina Community dalam membangun literasi antara lain dengan Pelatihan Ibu Penggerak, dimana kita memasukan materi tentang Literasi Numerasi, mengadakan tantangan di instagram seperti tantangan membaca nyaring dan tantangan mengulas buku yang rata-rata diikuti oleh ratusan peserta dengan menghasilkan ribuan postingan. Harapannya setelah mengikuti tantangan, orang tua akan secara konsisten terus menerapkannya di rumah.
- Membiasakan membaca buku tidak harus dimulai dengan modal yang besar. Saya termasuk salah satu orang yang senang hunting buku preloved di Carousel. Banyak buku original yang dijual dengan harga miring.
- Membaca buku akan merangsang pada step berikutnya yaitu kebiasaan menulis. Karena menulis membutuhkan banyak literatur, maka mau ga mau penulis harus banyak membaca. Saat ini selain mempunyai target buku yang dibaca, saya juga mempunyai target tulisan yang harus di publish setiap minggunya.
Share This :
0 komentar