Ibu yang baik adalah pendengar
yang baik di semua tahap perkembangan anak, dari mulai bayi sampai dewasa. Hal
ini membutuhkan kesabaran, tidak menginterupsi dan menghargai pemikiran anak,
opini, perasaan dan perspektif. untuk melakukan hal ini dengan baik, kita harus
siap mendengarkan ketika anak ingin berbicara, bukan ketika sesuai dengan
jadwal kita. Membantu anak merasakan keunikannya merupakan pekerjaan yang
sangat penting.
Apa itu ibu yang baik?
Ibu yang baik belajar apa yang penting bagi anak dengan mendengarkan
apa yang mereka katakan secara verbal dan memahami bahwa perilakunya merupakan
tanda ketika anak tidak bisa mengartikulasikan apa yang ada dipikirannya. Dia
tumbuh seiring dengan tahap perkembangan anaknya, minat barunya, masa naik,
masa turun dan mencintainya tanpa syarat terlepas dari tingkah laku yang
memusingkan, reaksi yang tidak terduga, dan banyak minat yang berubah. Menjadi
ibu dengan kemampuan mendengar akan membutuhkan praktek tergantung pada tahap
perkembangan anaknya. Sebagai ibu, kita sering selaras dengan perilaku
nonverbal bayi. Ketika bayi gelisah ketika sedang menyusui dan memalingkan
kepalanya, mereka sedang menunjukkan bahwa dia membutuhkan nafas/istirahat. Ibu
yang perhatian akan mengobservasi ini sebagai bentuk komunikasi. Yang kurang
bisa dipahami adalah perilaku anak yang lebih besar. Jika anak pulang sekolah
dan membanting tasnya ke lantai, pertimbangkan apa arti perilaku tersebut
sebelum bertanya atau meminta mereka merapikan tasnya. Anak sedang mengatakan
sesuatu tentang harinya. Tas tersebut tidak penting. Ambil waktu dan dan lanjut
observasi perilakunya. Ketika mereka tenang dengan sendirinya, itu isyarat
untuk membuka percakapan terbuka.
Mengapa penting menjadi ibu yang baik?
Ibu bisa mengirimkan pesan bahwa
anaknya merupakan anggota yang berharga dalam keluarga, lingkungan sekolah dan
masyarakat akan memberikan anak rasa harga diri/self esteem. Apa yang lebih
penting dari mendukung kesehatan emosi dan fisik anak dalam kehidupannya
sehari-hari? karena tanggung jawab yang besar dalam membesarkan anak, sangat
mudah untuk merasa lelah tidak peduli berapa umur anak saat ini. Anak belajar
sangat cepat, susah untuk mengikuti. Tapi jika ibu bisa belajar bahwa hal yang
tidak terduga adalah satu-satunya hal yang dia harapkan, maka kehidupan
sehari-hari mungkin tidak terlihat tidak pasti lagi. Pahami bahwa anak tidak
mungkin tau apa yang diharapkan, jadi kita tidak harus menyalahkan diri atau
membandingkan diri dengan ibu lainnya.
Berikut tips untuk menjadi ibu
yang baik :
Ambil waktu untuk memahami perilakunya : Ketika kita melihat perilaku yang tidak menyenangkan, alih-alih langsung ke kesimpulan dan memberikan reaksi impulsif, mundur perlahan dan tunggu untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Ketika menunggu, tetap tenang dan juga tenangkan anak kita.
Belajar tentang perkembangan anak : Dimanapun kita berada, membaca buku, mendengarkan podcast, meteri cetak atau digital atau audiobooks, dan beragam website tentang perkembangan anak. Sekali kita membaca, perhatikan bahwa tidak hanya pendapat yang bertentangan, tapi anak juga sangat individual/berbeda. Anak memiliki kecepatan mereka sendiri. Biarkan mereka tau bahwa menjadi unik / diri sendiri tidak apa-apa.
Belajar tentang perbedaan usia perkembangan dan usia yang sebenarnya : Ingatkan diri bahwa ada perbedaan antara usia perkembangan dan usia yang sebenarnya. Anak umur 3 sampai 5 tahun mungkin memiliki ketertarikan lain ketika sesi bercerita/mendongeng. Tipsnya adalah menerima ada dimana anak kita alih-alih membandingkannya dengan anak yang duduk tenang disebelahnya selama waktu bercerita. Beberapa anak bisa membaca di umur 3 atau 4 tahun, sedangkan yang lainnya mulai di usia 7 atau 8. Jika kita menghargai “kesiapannya” yang unik, mereka akan merasa baik-baik saja dan kita akan bangga.
Gunakan “bahasa perasaan” : Menggunakan “bahasa perasaan” sejak awal akan membantu kita dan anak kita berkomunikasi. Ucapan sehari-hari seperti sedih, senang, kecewa, dan perasaan yang lebih menantang selanjutnya seperti frustasi, pusing, dan ketakutan memberikan anak kata yang mereka butuhkan untuk mengatakan apa yang terjadi dalam pikiran emosi mereka. Tidak ada perasaan “buruk” atau perasaan “salah”. Pastikan anak mengetahui ibu mempercayainya.
Habiskan waktu dengan masing-masing anak : Bermain dengan anak satu-persatu, bahkan ketika ada beberapa anak merupakan usaha yang berharga. Jika setiap anak tau mereka mendapatkan waktu sendiri dengan orang tuanya, mereka akan percaya pada kita atau sederhananya akan senang bersama kita.
Hargai anak sebagai individu : Ketika anak tumbuh bahkan di 3 tahun pertamanya, mereka akan melihat pemikirannya yang mungkin berbeda dengan orang tua atau anak yang lain. Biarkan anak tau bahwa merupakan hal yang luar biasa berfikir untuk dirinya sendiri. Dengarkan pemikirannya tanpa menantangnya. Setiap percakapan tidak selalu membutuhkan pelajaran. Dengarkan pemikiran anak dengan penuh perhatian.
Ambil waktu untuk self care/me time : Me time merupakan hal yang penting untuk setiap ibu. Motherhood juga merupakan pekerjaan. Jadi seperti pekerjaan lainnya, ibu membutuhkan waktu istirahat. Pikiran liburan singkat untuk lebih mengenal diri sendiri, menikmati kesenangan pribadi atau sekedar rileks di kamar mandiri. Mengambil waktu untuk self care juga bisa menjadi contoh untuk anak pentingnya peduli pada diri sendiri.
Jangan sungkan meminta maaf : Permintaan maaf seiring waktu bisa menjadi contoh anak bahwa mereka juga bisa membuat kesalahan dan berkata “maaf ibu”. Merasa menyesal untuk salah memahami perilaku atau kata-kata anak beriringan dengan membangun kepercayaan, hal yang penting untuk membangun koneksi anak dan ibu. Perasaan bersalah merupakan hal yang menguras emosi. Daripada mempunyai perasaan bersalah karena melakukan hal yang salah, minta maaf ke anak dan biarkan diri kita secara emosi untuk move on.
Berbagi tanggung jawab parenting dengan yang lain : Jika suami istri, bicarakan pikiranmu tentang mengasuh anak. Komunikasi terbuka merupakan hal yang penting, terutama ketika kita berharap bahwa berbeda pendapat itu normal dan emosi mungkin menyala, tapi penalaran dan berbagi sudut pandang akan menang pada akhirnya.
Kenali dan dorong kemandirian : Coba untuk pahami ketika anak 2 tahun menumpahkan makanan di lantai, dan ketika kita mengambilnya dan dia tersenyum dan kemudian menumpahkannya lagi. Ini bukan perilaku mentang atau menguji kita. Ini merupakan pembelajaram apa yang pergi bisa kembali, dan makanan adalah cara untuk mempraktekkan pengalaman belajar yang penting. Dalam proses belajar ini, kemampuan kemandirian anak akan meningkat. Ini adalah progres bukan menantang.
Perlakukan remaja dengan respek : Ketika anak remaja tidak setuju dengan pendapat kita, tanya lebih lanjut tentang hal ini. Kita mungkin tidak setuju dengan mereka, tapi meminta mereka untuk berpikir tentang pilihannya dibanding melontarkan pendapat kita, akan membangun kemampuan bernalar kritisnya. Dengarkan opini anak anda juga merupakan hal krusial untuk anak merasa di hargai dan berharga.
Buat belajar sebagai prioritas : Jika anak melihat ibu suka belajar hal baru dan mencoba belajar pendekatan baru, mereka anak mengikutinya. Anak 10 tahun mungkin berkata “hay ibu, saya belajar gim baru”. Ingin belajar juga?” jika anak menikmati video gim dan bisa melibatkan anda dalam permainan ini, ini akan membangun respek, kepercayaan, dan pelajaran.
Menerima bahwa beberapa anak ekstrovert dan yang lainnya introvert : Masyarakat cenderung untuk menyukai anak yang suka ngobrol, mudah berteman, hang out dan mudah membuka percakapan baru. Tapi hal tersebut bukan hal terpenting untuk menjadi anak yang paling bahagia atau paling pintar. Beberapa anak justru hebat ketika sendiri. Mereka fokus, konsentrasi, membangun lego atau membaca buku. Mereka menikmati waktu sendirinya. Dan tidak ada yang perlu di khawatirkan tentang hal ini. Anak introvert tidak menghindari orang lain atau tidak belajar bersosialisasi. Mereka akan bersosialisasi tapi mungkin punya teman satu-persatu dan suka menyendiri.
Buat empati sebagai bagian dalam kehidupan sehari-hari : Mencontohkan perilaku empatik akan mengajarkan anak untuk menjadi individu yang empatik. Ketika anak melihat kita berinteraksi dengan orang asing dengan baik, mendengar kita berkomunikasi dengan penuh respek dengan orang tua lainnya, dan menikmati belajar bagaimana karakter di TV berfikir dan bertindak, mereka akan mulai merespon dengan baik.
Melepaskan : Fun dan mempunyai selera homor yang baik merupakan hal penting untuk mempunyai kehidupan keluarga yang bahagia. Jika ibu bisa menertawakan dirinya, kemudian anak akan mampu untuk membuat lelucon tentang dirinya. Kritik akan menjadi konstruktif. Ibu yang menikmati humor lebih lapang, lebih ringan dan mudah memberi serta menerima dengan antusias. Hasilnya anak akan suka membuat candaan juga. Tertawa merupakan hal penting dalam hubungan ibu dan anak.
Translate dari : https://www.choosingtherapy.com/how-to-be-a-good-mother/
0 komentar