Saat ini anak-anak sudah mulai masuk sekolah, bagaimana kondisi pagi dirumah ayah ibu? Apakah semua teratur? Apakah semua pakaian rapi dan siap? Bekal tertata dengan baik? Sarapan makanan sehat dan berangkat ke sekolah tepat waktu? Bagaimana dengan hari kedua? Apakah ayah ibu berteriak kepada anak yang lamban dan tidak teratur?
Pagi hari merupakan salah
satu aspek parenting. Dell’Antonia menulis buku “Bagaimana menjadi orang tua yang
lebih bahagia : membesarkan keluarga, Memiliki hidup dan mencintai (hampir)
setiap menit". Dia membuat daftar hal konkrit yang orang tua bisa lakukan untuk mengubah mood anggota keluarga. Tapi, lebih penting lagi dia juga menemukan
bahwa orang tua yang menggambarkan dirinya lebih bahagia berfikir secara
berbeda dalam 4 hal berikut ini :
Ajari anak melakukan
hal untuk dirinya sendiri
Orang tua yang lebih bahagia berpindah dari keterlibatan
yang besar ketika anak lebih kecil menjadi orang tua yang mendorong kemandirian ketika anak
semakin besar. Ada evolusi dalam parenting. Ketika anak kecil, sebagai contoh,
mereka akan membangunkan anak untuk sekolah. Ketika anak lebih besar, berikan
mereka jam dengan alarm dan dorong anak untuk bangun sendiri. Jika anak
terlambat ke sekolah, katakan : “Perhatikan jika mereka pergi ke sekolah jam setengah
6.50 atau jam 7.00 memberikan akibat yang besar dalam harinya, dan bukan
menjadi masalah orang tuanya. Oleh karena itu, kita bisa berhenti berteriak dan
menjadi lebih tenang.
Anak tidak selalu menjadi prioritas utama
Orang tua yang lebih
bahagia tidak selalu menempatkan kebutuhan anak di atas kebutuhan pribadinya.
Ketika hal sederhana seperti makan malam atau liburan atau apa yang akan dilakukan
akhir pekan, mereka tidak menempatkan pilihannya semata-mata berdasarkan apa
yang anak inginkan. Orang tua mempunyai pilihannya sendiri, dan mereka
memprioritaskannya. Hanya karena anak kita ingin pergi ke suatu tempat tidak berarti
kita harus menghentikan apa yang sedang kita lakukan untuk menuruti
keinginannya.
Ketahui Hal yang Benar-Benar Penting
Orang tua yang lebih
bahagia hampir sebagain besar mengetahi bahwa apa yang kita sebut sebagai
ancaman untuk anak-anak kita nyatanya bukan ancaman. Contohnya, tidak diundang
ke pesta ulang tahun teman baik bukan ancaman. Orang tua yang mencontohkan reaksi
kepada hal-hal yang dianggap kurang penting akan membentuk anak mengetahui apa
prioritas dalam dirinya. Ketika mendisiplinkan anak, penting untuk belajar merespon
dan tidak bereaksi, untuk tidak mengeluarkan emosi yang meledak dan
mampu berfikir jernih. Ketika anak berteriak benci pada kita atau mereka merusak
sesuatu, otak kita akan bereaksi dengan ketakutan dan panik. Memberikan waktu
untuk menenangkan diri sendiri sangat penting. Ketika kita bereaksi keras, otak
anak akan juga akan bereaksi. Anak tidak akan bisa belajar apapun dari orang
tuanya pada saat itu. Mereka mempunyai emosi yang sama dengan orang tuanya.
Kita kehilangan satu sama lain. Lakukan hal yang akan membuat kita tidak cepat
bereaksi dan minta orang lain untuk membawa anak ke tempat yang lebih nyaman. Berikan
waktu pada otak kita untuk menenangkan diri.
Cari Momen yang Lebih Membahagiakan
Hal terakhir yang bisa
orang tua gambarkan sebagai orang tua yang lebih bahagia adalah melihat hal
sederhana yang membahagiakan dalam situasi sulit. Contohnya, anak sedang
tantrum, tapi kita bisa melihat pemandangan indah di jendela, sunset yang indah
dll. Jadi bisa dikatakan bisa melihat momen sederhana dalam setiap momen
bersama keluarga.
Nah, ayah ibu punya tips lainnya menjadi orang tua yang lebih bahagia? share yuk di kolom komemtar
Terjemahan dari :
https://www.psychologytoday.com/intl/blog/brain-waves/201809/how-be-happier-parent
0 komentar