ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

ToT Fasilitator Sidina Community Batch 7, ketika 50 Ibu Berkumpul untuk Membuat Perubahan

24/10/2025

 

Ga pernah terpikir bahwa inisiasi kecil yang kulakukan sejak tahun 2020 ketika pandemi mambawaku sampai saat ini. Bukan tentang materi, ini adalah tentang dampak yang kami usahakan. Sidina Community, komunitas yang kami insiasi baru saja menggelar Training of Trainer Fasilitator (ToT) Fasilitator Sidina Community. ToT adalah kegiatan offline kerjasama Sidina Community dengan Kemendikdasmen dimana para Ibu Penggerak terpilih akan diberikan update materi tentang kebijakan Kemendikdasmen dan juga diberikan personal skill seperti public speaking dan pembuatan konten. Tujuannya setelah lulus adalah mereka bisa sosialisasi langsung ke masyarakat melalui sekolah/komunitas dll untuk menyampaikan kembali materi yang sudah didapatkan. 


Nah, 24-26 Oktober lalu ToT yang dilaksanakan adalah ToT ke 7 kalinya yang megambil tempat di kBalai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK)  Sleman, Yogyakarta. Peserta yang terpilih ini datang dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Mereka berkumpul membawa semangat perubahan melalui aksi nyata di bidang pendidikan. 

Training of Trainer Fasilitator ini menjadi ruang belajar bersama bagi para ibu untuk memahami peran strategis mereka dalam membangun generasi hebat,” - Leny Vinisah - Koordinator Nasional Sidina Community. 

Materi yang disampaikan adalah :

  • Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (Arif Jamali, S.Pd., M.Pd.) : Pendidikan yang bermutu bukan hanya menghasilkan peningkatan akademik, tetapi juga pembentukan karakter anak. “Sebagian besar dari 7 kebiasaan anak Indonesia hebat justru dimulai dari rumah,”. Pesan terakhirnya adalah : “Ditunggu kiprah ibu-ibu Fasilitator Sidina tidak hanya di tujuh titik, tetapi di seluruh Indonesia.” (Yuks bu ibuuu)
  • PAUD Berkualitas untuk Generasi Unggul Indonesia (Arika Novrani, S.Psi., M.A.,) : PAUD berkualitas adalah pondasi lahirnya generasi unggul. Anak usia dini sebaiknya tidak diberikan drilling calistung. Pembelajaran terbaik adalah yang menyenangkan dan kontekstual,” jelasnya lebih lanjut.
  • Power of Presentation (Maryam Nurbaitsah Haq) : Presentasi bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga alat untuk menginspirasi dan menggerakkan perubahan. Para fasilitator harus terus belajar public speaking karena menjadi bekal mereka untuk melakukan sosialisasi di lapangan. Sebagai fasilitator, para peserta diajak mengenal diri sendiri dan memahami siapa audiens mereka, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Maryam juga menguraikan prinsip penting dalam public speaking: berani dan percaya diri, kreatif mencari solusi, terus belajar, menebarkan energi positif, serta memahami kebutuhan orang lain. “Fasilitator bukan sekadar penyampai materi, tapi juga penggerak perubahan yang membawa semangat positif,” 
  • Gelar Wicara: Sinergi untuk Mendidik Generasi Emas (Ibu Nurul Mazidah Fajar Riza UlhaqIbu Brotojoyo Retnowati Gogot Suharwati, dan Ibu Susi Sukaesih. Kemudian hadir dukungan dari Wakil Menteri Dikdasmen Fajar Riza Ulhaq dan Kepala BKHM  Kemendikdasmen Anang Ristanto.) Dalam sesi tersebut, para narasumber menyoroti pentingnya kolaborasi antara Dharma Wanita Persatuan (DWP) dan Sidina Community dalam memperkuat gerakan literasi dan parenting di masyarakat. Kolaborasi bisa dilakukan melalui seminar, webinar, atau kegiatan komunitas yang memperkuat keluarga. Ibu-ibu di lapangan memiliki pengetahuan nyata tentang kebutuhan masyarakat, dan jaringan DWP dapat membantu memperluas dampaknya. Setiap individu perlu menjadi change maker di lingkungannya sendiri dengan memberikan informasi yang benar dan positif. Kebaikan yang dilakukan dengan niat tulus akan mempertemukan orang-orang yang memiliki visi yang sama.
  • Penguatan Pendidikan Literasi, Numerasi, dan Sains Teknologi (Farah Arriani, S.Pd., M.Pd.,) : Pentingnya penguatan sumber daya manusia melalui literasi, numerasi, sains, dan teknologi. “Anak usia dini perlu dibekali konsep literasi dan numerasi yang benar agar mereka mampu berpikir, memahami bahasa lisan, serta mengembangkan logika sejak dini,” tutur Ibu Farah.
  • Tes Kemampuan Akademik (TKA) (Bapak Januar Pribadi) : TKA hadir untuk menjawab kebutuhan akan pelaporan capaian akademik murid secara objektif dan terstandar oleh pemerintah. Tes ini bersifat sukarela dan berbasis komputer, dengan hasil yang dapat digunakan sebagai jalur seleksi masuk sekolah lanjutan, perguruan tinggi, atau beasiswa. “Melalui TKA, kita ingin memastikan data capaian akademik anak benar-benar menggambarkan kemampuan aslinya,” jelas Bapak Januar. 
  • Aplikasi Rumah Pendidikan (Bapak Agus Triarso) : Ruang Pendidikan lahir sebagai wujud integrasi berbagai layanan pendidikan dengan teknologi digital. Platform ini dikembangkan oleh Pusdatin Kemendikdasmen untuk memperkuat ekosistem pembelajaran digital yang responsif, akuntabel, adaptif, dan harmonis. “Melalui Ruang Pendidikan, konten pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, agar proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan relevan,” terang Bapak Agus. Sesi ini juga membahas peluang kolaborasi bagi orang tua. Menjawab pertanyaan peserta, beliau menyampaikan bahwa ke depan, selain ruang murid Ruang Orang Tua juga akan menjadi bagian penting dari platform ini, harapannya komunitas orang tua seperti Sidina Community dapat turut aktif dalam proses memajukan pendidikan anak Indonesia.
  • Keterampilan Konten dan Praktik Media Sosial (Febriyana Ranu) : Ia menjelaskan bahwa media sosial adalah sarana strategis untuk berbagi informasi, menginspirasi, dan membangun komunitas. “Fasilitator Sidina perlu menguasai keterampilan komunikasi digital agar pesan-pesan edukatif bisa menjangkau lebih banyak orang". Dalam sesi ini, peserta belajar strategi membuat konten efektif: menentukan tujuan dan audiens, memakai visual menarik, menulis caption yang memancing interaksi, serta konsisten dalam jadwal posting. Yang paling penting bukan seberapa viral konten yang dibuat, tetapi seberapa bermanfaat dan autentik pesan yang disampaikan.Presentasi Materi

Di ToT juga peserta praktek langsung presentasi di depan kelompok dan kuratornya tentang materi pendidikan yang mereka pilih. Para peserta dinilai dari kesesuaian materi dan juga kemampuan menyampaikan materi agar dapat dipahami oleh audiens. Selain itu juga, dipenghujung acara peserta diberikan pembekalan tentang juknis soasialisasi dengan membawa point of view sebagai orang tua terhadap kebijakan-kebijakan Kemendikdasmen. Acara penutup juga kami bermain games kelompok, sesi telpon suami untuk mengucapkan terima kasih dan sesi refleksi. 

Terima kasih semua..

Referensi : Ibupenggerak.id 

 

Share This :
Susi Sukaesih

Hai semua! Pendidikan masih menjadi senjata ampuh untuk memutus rantai kemiskinan. Yuk belajar dan berbagi bersama gerakan #IbuPenggerak. Saya Susi, Ibu 2 putra. Founder Sidina Corp (Sidina Community & Sidina ID)

0 komentar